Pengembangan Sektor Pariwisata Agroforestri (Tebing Kepuh) Melalui Kolaborasi Leadership
Abstract views: 8
,
PDF downloads: 10
Abstract
Pengembangan sektor agrowisata di Tebing Kepuh merupakan inisiatif menuju pemanfaatan budaya dan potensi budaya secara berkelanjutan. Studi ini menunjukkan bagaimana kepemimpinan kolaboratif antara pemerintah daerah, masyarakat lokal dan sektor swasta dapat menyukseskan program ini. Metode penelitian yang digunakan meliputi observasi, dan dokumentasi terkait kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi pengelolaan yang efektif dapat menciptakan sinergi antara visi proyek dengan sumber daya yang tersedia dan kebutuhan masyarakat. Pemerintah kabupaten berperan sebagai fasilitator dalam mengkoordinasikan kegiatan, memberikan dukungan dan memastikan keberlanjutan. Meskipun masyarakat lokal memainkan peran penting dalam perencanaan dan pelaksanaan, sektor swasta juga mendukung investasi dan inovasi. Dampak positif yang nyata dari termasuk peningkatan pendapatan perekonomian lokal, perlindungan lingkungan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Artikel ini juga menyoroti isu-isu seperti pembiayaan berkelanjutan, manajemen risiko dan peningkatan kapasitas, dimana masa depan bergantung pada kesuksesan jangka panjang.
Abstract
The development of the agrotourism sector in Tebing Kepuh is an initiative towards sustainable utilization of culture and cultural potential. This study shows how collaborative leadership between local government, local communities and the private sector can make this program a success. The research methods used include observation, and documentation related to policies. The results show that effective management collaboration can create synergy between the project vision and available resources and community needs. The district government acts as a facilitator in coordinating activities, providing support and ensuring sustainability. Although local communities play an important role in planning and implementation, the private sector also supports investment and innovation. The tangible positive impacts include increased local economic income, environmental protection and improved quality of life for the community. The article also highlights issues such as sustainable financing, risk management and capacity building, where the future depends on long-term success.
References
herdiansya. (n.d.). BAB IITINJAUAN PUSTAKA KEPARIWISATAAN.
iriani dwi, margayaningsih. (n.d.). Peran Masyarakat Dalam Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Desa.
Isnawati, Muslih Ambrie, & Muhammad Riduansyah Syafari. (n.d.). EFEKTIVITAS GAYA KEPEMIMPINAN KOLABORATIF(STUDI KASUS PADA SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI TABALONG).
Mulyono, H. (2018). KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP) BERBASIS KARAKTER DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI (Vol. 3, Issue 1).
Muzadi, A. (n.d.). PERAN PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN PARIWISATA DI KOTA CIREBON.
Nurwati, D., Adji Suradji Muhammad, & Suswaini, E. (n.d.). ANALISIS JEJARING PELAKU PARIWISATA DI KABUPATEN BINTAN. http://jsk.kodepena.org/index.php/jsk
sadono, D. (2008). RESENSI BUKU THE LEADERSHIP CHALLENGE: How to Get Extraordinary Things Done in Organizations.
Sugeng, A. C. (2014). PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN WARGA BINAAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIB TULUGAGUNG. In Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO (Vol. 2, Issue 1).
Suparyanto, & Rosad. (2015). Kajian Teoritis. Suparyanto Rosad, 5(3), 248–253.
Wargadinata, E. (n.d.). KEPEMIMPINAN KOLABORATIF.
Wood, D. J., & Gray, B. (1991). Toward a Comprehensive Theory of Collaboration. The Journal of Applied Behavioral Science, 27(2), 139–162. https://doi.org/10.1177/0021886391272001
Zahratul Aeni, & Retno Sunu Astuti. (n.d.). COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN KEPARIWISATAAN YANG BERKELANJUTAN(STUDI PADA KEGIATAN PESTA RAKYAT SIMPEDES TAHUN 2019 DI KABUPATEN PATI).
